Cinta Itu Seperti...

Monday, February 14, 2011

Cinta itu seperti ketika kamu sedang menunggu bis di halte. Ketika sebuah bis datang menghampirimu, tapi kenapa kamu malah menolak untuk menaikinya? Bukankah kamu pengen sampe tepat waktu di tempat tujuan kamu? Mungkin sekilas terlihat bis yang menghampiri kamu tadi terlihat penuh, padahal sebenarnya bis tersebut masih muat untuk kamu tumpangi, mungkin kamu hanya takut kalo kamu bakal ga nyaman berada di dalamnya. Akhirnya kamupun memutuskan untuk menunggu bis berikutnya.

Bis kedua datang. Bis itu jelek dan ga ber-AC . Lalu kamu pun kembali membiarkan bis tersebut lewat begitu saja.


Kemudian bis selanjutnya juga berhenti tepat di hadapan kamu. Kali ini bis itu lumayan bagus dan kosong. Tapi tiba-tiba entah kenapa mendadak kamu merasa bingung, sehingga tanpa disadari bis itu hanya melintasi tempat kamu berdiri. Dan pada saat bis tersebut telah benar-benar pergi, kamu hanya bisa menyesalinnya. Sementara itu, waktu masih terus berlalu, dan kamu baru inget bahwa kamu sedang punya urusan untuk pergi ke suatu tempat. Kamu bisa terlambat.


Ketika bis ke empat datang, kamu langsung melompat masuk. Setelah beberapa lama kamu berada di dalam bis, kamu baru 'ngeh' kalo ternyata kamu salah naik jurusan. Bis yang kamu tumpangi ternyata tak sama dengan tujuan kamu. Dan sialnya kamu baru sadar setelah menyia-nyiakan banyak waktu.


Cerita ini juga sering terjadi pada kehidupan kita. Ketika kita sedang mencari seseorang yang akan kita jadikan sebagai pasangan. Kita memang berhak untuk memilih siapa saja yang kita anggap pantas untuk mendapatkan hati kita, tapi ga ada salahnya juga kan? Bila kita memberi kesempatan kepada seseorang yang berhenti tepat dihadapan kita, asalkan sesuai dengan tujuan kita, kenapa tidak kita coba? Daripada kita harus capek-capek jalan kaki sendiri ke tempat yang kita tuju. Tapi, apabila ternyata memang tidak cocok, apa boleh buat. Kita masih bisa kok untuk berteriak 'Kiri...!!!' lalu keluar dengan baik-baik. Anggap saja semua itu sebagai pengalaman.


Selain itu, kita juga berhak sepenuhnya untuk berusaha sebisa mungkin menghentikan bis kosong yang kita sukai dan kita percayai agar mau berhenti untuk kemudian kita tumpangi.


Semua memang tergantung keputusanmu. Pilihan ada di tangan kamu. Yang terbaik adalah ikuti kata hati dan jadilah dirimu sendiri.

PS : Buat orang-orang yang sampe sekarang masih bertahan dengan kesendirian. Gue tau ini copas, tapi mudah-mudahan ada moral yang bisa dipetik.


You Might Also Like

2 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Instagram

Subscribe