Filosofi Upil
Thursday, April 19, 2012Sebenernya gue masih ga ngerti dengan diri gue sendiri yang akhir-akhir ini terobsesi sekali dengan sebuah benda yang diberi nama upil. Bahkan dalam menjawab konsultasi-konsultasi yang masuk dalam Grup KONDOM, ga ketinggalan gue pasti bawa-bawa yang namanya upil. Semua kasus yang masuk gue ibaratkan sebagai sebuah upil. Ga keren banget bukan? Mengingat pandangan orang tentang upil masih dianggap sebagai sesuatu yang masih tabu dan ga elit buat diperbincangkan. Gue berharap orang-orang yang berbeda sudut pandang dengan gue tentang upil tersebut ga akan mengutuk gue supaya jadi upil. Amin...
Baiklah... tanpa banyak basi-basi lagi, kali ini gue mencoba untuk merangkum semua pandangan gue tentang cinta yang gue analogikan sebagai upil. Suka ga suka terserah anda, ini cuma sekedar buah pikir yang keluar dari otak yang lagi iseng.
Cinta itu seperti upil, ga peduli dia seorang raja atau budak sekalipun, semua orang pasti memilikinya.
Cinta itu seperti upil, kita ga akan pernah tau pasti kapan dia mulai ada dan terbentuk.
Cinta itu seperti upil, tidak akan ketemu bila kita tidak mencarinya, tetapi bila terlalu bernafsu untuk mencari, bisa bikin luka.
Cinta itu seperti ketika kita sedang ngupil, semakin dalam kamu menggalinya maka akan semakin terasa kenikmatannya meski terkadang menyakitkan.
Jomblo bisa diibaratkan seperti secuil upil tanpa lubang hidung.
PDKT itu seperti ngupil, terkadang kita lebih menikmati proses dari pada hasilnya.
Baru jadian itu ibarat upil, kemanapun berada dia akan selalu nempel.
Pacaran itu seharusnya bisa seperti upil dan lubang hidung, saling membutuhkan.
Cemburu itu ibarat upil, jika terlalu banyak, maka akan menumpuk dan bikin susah bernafas.
Selingkuh itu ibarat ngupil, terkadang kita berani melakukanya hanya dengan cara sembunyi-sembunyi.
Playboy itu seperti ngupil, belum ketemu dicari-cari, setelah dapet dimainin, digiling-giling, setelah bosen, baru deh dibuang sejauh-jauhnya.
Mantan itu seperti upil, susah dicari, tapi begitu mudah dibuang.
Balikan sama mantan itu ibarat memasukan kembali ke dalam hidung upil yang udah dibuang untuk kemudian diupil lagi.
Terkadang kenangan itu tercipta tanpa kita niati sebelumnya, sama seperti upil.
Terkadang kenangan itu tercipta tanpa kita niati sebelumnya, sama seperti upil.
Ga bisa move on dari mantan itu ibarat memelihara upil di dalam hidung, meski tak terlihat, tapi kadang mengganggu. Jadi untuk apa kita memelihara upil? Mending buang jauh-jauh aja deh upil tersebut, agar kita bisa kembali bernafas dengan lega.
0 komentar