Bahagia Itu Menyakitkan
Monday, March 04, 2013
Katanya : 'Orang yang kita sayangi adalah orang yang berada di posisi yang tepat untuk menyakiti hati kita'. Atau dengan kata lain : 'Ketika kita sedang menyayangi seseorang, berarti kita sedang memposisikan diri kita sendiri di posisi yang tepat untuk disakiti'. Jadi, semakin kita menyayangi seseorang, maka akan semakin mudah kita untuk tersakiti.
Mungkin saat ini aku sedang berada di posisi yang tepat untuk disakiti, dan kamu juga sedang berada di posisi yang tepat untuk menyakiti. Atau, mungkin bisa jadi kita memang sama-sama sedang berada di posisi yang tepat untuk saling menyakiti. Entahlah. Karena kita sama-sama merasa saling menyayangi. Tapi yang jelas, aku merasa tak adil dengan resiko yang harus kita tanggung ketika kita sedang saling menyayangi. Bukankah awalnya ketika kita pertama kali memulai untuk saling menyayangi justru karena kita saling percaya bahwa kita akan menemukan kebahagiaan ketika kita telah bersama? Jika memang benar-benar kita saling menyayangi, maka itu artinya ada sebuah resiko besar yang mau tak mau harus siap kita terima yang mungkin tak bisa kita tawar lagi, yaitu : kebahagiaan sekaligus rasa sakit.
Atau, jangan-jangan akunya saja yang buta akan konsep kebahagian sejati. Jangan-jangan konsep kebahagian sejati itu adalah : Kebahagiaan sejati hanya bisa didapatkan setelah kita menebusnya dengan rasa sakit.
Iya, rela tersakiti demi sebuah kebahagiaan itu memang tak semudah teorinya. Pada kenyataannya ini sangat berat. Inilah mungkin yang sering disebut dengan pengorbanan. Mungkin lagi-lagi benar kata orang : 'Cinta itu kadang memang butuh pengorbanan, kadang juga harus siap jadi korban'.
Jadi kesimpulannya : Bahagia itu menyakitkan bukan?
Image by Pixabay.com |
0 komentar